Ketika angkot yang kami tumpangi berhenti, si ibu bertanya:
“Dik, lewat terminal bis ya?”, supir tentu menjawab “ya”.
Yang aneh si ibu tidak segera naik. Ia bilang “ Tapi saya dan ke 3 anak saya tidak punya ongkos.”
Sambil tersenyum, supir itu menjawab “Gak pa-pa bu, naik saja”,
ketika si ibu tampak ragu2, supir mengulangi perkataannya
“ayo bu, naik saja, gak pa-pa ..”
Saya terpesona dengan kebaikan Supir angkot yang masih muda itu, di saat jam sibuk dan angkot lain saling berlomba untuk mencari penumpang, tapi si Supir muda ini merelakan 4 kursi penumpangnya untuk si ibu dan anak-anaknya.
Ketika sampai di terminal bis, 4 orang penumpang gratisan ini turun. Si Ibu mengucapkan terima kasih berulang2 kali kepada Supir atas kebaikan hatinya.
Di belakang ibu itu, seorang penumpang pria turun lalu membayar dengan uang Rp. 20 ribu.
Ketika supir hendak memberi kembalian (ongkos angkot hanya Rp.4 ribu) Pria ini bilang bahwa uang itu untuk ongkos dirinya serta 4 orang penumpang gratisan tadi.
“Terus jadi orang baik ya, Dik ” kata pria tersebut kepada sopir angkot muda itu...
Sore itu saya benar-benar dibuat kagum dengan kebaikan-kebaikan kecil yang saya lihat.
Seorang Ibu miskin yg jujur, seorang Supir yang baik hati dan seorang penumpang yang budiman.
Mereka saling mendukung untuk kebaikan.
Andai separuh saja bangsa kita seperti ini, maka dunia akan takluk oleh kebaikan kita. Teruslah berbuat baik, sekecil apapun ketulusan yang kita perbuat tentunya sangat berarti untuk orang lain..!!!
No comments:
Post a Comment