Thursday, March 20, 2014

Seperti hujan di musim kemarau

R Rudi Notoningrat Full's status. March 13 · Edited















Angkot-angkot saling menyalip untuk berebut penumpang. Namun ada pemandangan aneh, di depan angkot yang kami tumpangi ada seorang ibu dengan 3 orang anak remaja berdiri di tepi jalan. Setiap ada angkot yang berhenti di hadapannya, dari jauh kami bisa melihat si ibu bicara kepada supir angkot, lalu angkot itu melaju kembali. Kejadian ini terulang beberapa kali. 

Ketika angkot yang kami tumpangi berhenti, si ibu bertanya: “Dik, lewat terminal bis ya?”, supir tentu menjawab “ya”. Yang aneh si ibu tidak segera naik. Ia bilang “ Tapi saya dan ke 3 anak saya tidak punya ongkos.” Sambil tersenyum, supir itu menjawab “Gak pa-pa bu, naik saja”, 

ketika si ibu tampak ragu2, supir mengulangi perkataannya “ayo bu, naik saja, gak pa-pa ..” 

Saya terpesona dengan kebaikan Supir angkot yang masih muda itu, di saat jam sibuk dan angkot lain saling berlomba untuk mencari penumpang, tapi si Supir muda ini merelakan 4 kursi penumpangnya untuk si ibu dan anak-anaknya. 

Ketika sampai di terminal bis, 4 orang penumpang gratisan ini turun. Si Ibu mengucapkan terima kasih berulang2 kali kepada Supir atas kebaikan hatinya. Di belakang ibu itu, seorang penumpang pria turun lalu membayar dengan uang Rp. 20 ribu. Ketika supir hendak memberi kembalian (ongkos angkot hanya Rp.4 ribu) Pria ini bilang bahwa uang itu untuk ongkos dirinya serta 4 orang penumpang gratisan tadi. 

“Terus jadi orang baik ya, Dik ” kata pria tersebut kepada sopir angkot muda itu... 

Sore itu saya benar-benar dibuat kagum dengan kebaikan-kebaik­an kecil yang saya lihat. Seorang Ibu miskin yg jujur, seorang Supir yang baik hati dan seorang penumpang yang budiman. Mereka saling mendukung untuk kebaikan. Andai separuh saja bangsa kita seperti ini, maka dunia akan takluk oleh kebaikan kita. Teruslah berbuat baik, sekecil apapun ketulusan yang kita perbuat tentunya sangat berarti untuk orang lain..!!!

Merengek: Ungkapan rasa tidak percaya anak pada orang tua

Waktu acara Family Building di Ambawang kemarin, banyak orang tua yang mengeluhkan anaknya yang suka merengek kalau menginginkan sesuatu dan tak akan berhenti merengek sampai diberikan apa yang dia mau. Anak juga dikeluhkan tak bisa disuruh sabar menunggu. 

Saat itu, psikolognya berkata: itu karena orang tua yang tidak mengatakan secara pasti pada anak, harus menunggu "sampai kapan". Sampaikan pada anak sebuah waktu yang pasti, dan orang tua juga harus tegas pada si anak. tetapi menurut pendapat saya, selain ketidaktegasan orang tua, salah satu penyebab utama anak merengek adalah karena anak "kehilangan kepercayaan" kepada orang tuanya. 

Orang tua terlalu mudah berjanji, dan bilang "iya-iya" dan "nanti-nanti", tetapi kemudian, mereka melupakan janjinya dan menganggap remeh. Sehingga ketika di masa yang akan datang orang tau kembali bilang "nanti" si anak sudah tidak percaya lagi, dan akan terus merengek dan memaksa sampai orang tua "memenuhi janjinya". 

Tidak mudah mendapatkan "kepercayaan dari anak". Dan sangat mudah untuk menghilangkan rasa percaya itu. 

Jadi sebagai orang tua, hal pertama yang saya lakukan adalah, saya berusaha untuk mendapatkan rasa percaya dari anak2 saya. Maka jika saya menjanjikan sesuatu pada mereka, misalnya membelikan sesuatu di hari tertentu, saya selalu berusaha memenuhi semua janji2 saya, dan jika karena hal tertentu janji itu tidak bisa saya penuhi karena kesibukan atau hujan dll, maka saya berusaha menego ulang janji itu dan membuat jadwal lain atas persetujuan si anak. 

Dengan cara itu, anak saya, relatif bisa dikatakan tidak pernah merengek. Jika mereka menginginkan sesuatu, saya tinggal katakan: boleh atau tidak boleh, dan jika boleh kapan kami akan pergi membelinya. Jika tidak, saya jelaskan pada mereka "Mengapa tidak". Sesuatu yang saya katakan : "tidak", mereka merengek sampai menangis darahpun jawabannya akan tetap "tidak". 

Anak itu pembelajar yang baik. mereka tahu pasti kapan kau bisa dikalahkan. mereka tahu apa kelemahan orang tuanya. dan jangan biarkan mereka menggunakan cara licik untuk memaksakan kehendak mereka misalnya dengan rengekan mereka yang membuatmu merasa bising lalu memenuhi permintaan mereka hanya supaya mereka bisa diam.

~Lucia Mery