Saat itu, psikolognya berkata: itu karena orang tua yang tidak mengatakan secara pasti pada anak, harus menunggu "sampai kapan". Sampaikan pada anak sebuah waktu yang pasti, dan orang tua juga harus tegas pada si anak.
tetapi menurut pendapat saya, selain ketidaktegasan orang tua, salah satu penyebab utama anak merengek adalah karena anak "kehilangan kepercayaan" kepada orang tuanya.
Orang tua terlalu mudah berjanji, dan bilang "iya-iya" dan "nanti-nanti", tetapi kemudian, mereka melupakan janjinya dan menganggap remeh. Sehingga ketika di masa yang akan datang orang tau kembali bilang "nanti" si anak sudah tidak percaya lagi, dan akan terus merengek dan memaksa sampai orang tua "memenuhi janjinya".
Tidak mudah mendapatkan "kepercayaan dari anak". Dan sangat mudah untuk menghilangkan rasa percaya itu.
Jadi sebagai orang tua, hal pertama yang saya lakukan adalah, saya berusaha untuk mendapatkan rasa percaya dari anak2 saya.
Maka jika saya menjanjikan sesuatu pada mereka, misalnya membelikan sesuatu di hari tertentu, saya selalu berusaha memenuhi semua janji2 saya, dan jika karena hal tertentu janji itu tidak bisa saya penuhi karena kesibukan atau hujan dll, maka saya berusaha menego ulang janji itu dan membuat jadwal lain atas persetujuan si anak.
Dengan cara itu, anak saya, relatif bisa dikatakan tidak pernah merengek. Jika mereka menginginkan sesuatu, saya tinggal katakan: boleh atau tidak boleh, dan jika boleh kapan kami akan pergi membelinya. Jika tidak, saya jelaskan pada mereka "Mengapa tidak". Sesuatu yang saya katakan : "tidak", mereka merengek sampai menangis darahpun jawabannya akan tetap "tidak".
Anak itu pembelajar yang baik. mereka tahu pasti kapan kau bisa dikalahkan. mereka tahu apa kelemahan orang tuanya. dan jangan biarkan mereka menggunakan cara licik untuk memaksakan kehendak mereka misalnya dengan rengekan mereka yang membuatmu merasa bising lalu memenuhi permintaan mereka hanya supaya mereka bisa diam.
~Lucia Mery
No comments:
Post a Comment